Workshop Batik Simbut di PPL-KKN STPI BIM angkatan XX Drono, Klaten

Istilah batik simbut tentunya sangat tidak populer dibanding kerajinan tekstile lainnya seperti jumputan, ecoprint, sibori, dll. Sebelum masyarakat pada abad 17 membuat motif di permukaan kain dimana saat ini dikenal dengan batik tulis, perintangan warna tidak menggunakan wax atau malam atau lilin batik. Sebelum malam batik ditemukan, masyarakat atau pengrajin kain pada jaman dahulu membuatnya dengan menggunakan bubur ketan. Saat ini teknik tradisional itu sudah punah kecuali di suku Badui pedalaman. Sehingga wajar jika masyarakat saat ini tidak lagi kenal dengan teknik ini atau batik simbut ini.

Apa perlunya dimunculkan kembali teknik kuno ini? Karna ternyata dalam pembuatan batik simbut ini banyak kandungan positif untuk dikenalkan pada anak-anak baik TK hingga SMA bahkan untuk anak-anak ABK. Batik biasanya tidak diajarkan untuk mereka karena resiko atas kegiatan ini, misalnya;  berbahaya, taruhlah kebakaran, kena tetesan lilin panas, asapnya membuat sesak napas, limbahnya memiliki kadar racun yang tinggi dan lainnya. Sehingga dengan teknik sederhana dari pembuatan batik simbut ini, semua resiko dapat diatasi sekaligus sehingga ramah anak dan ramah disabilitas.

Acara yang dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 10 agustus 2024 di TK Aisyah Drono, Klaten diikuti oleh 30 guru dari berbagai sekolah TK dan paud. Kegiatan dilakukan secara meriah dan tampak antusias peserta dalam berkarya. Kegiatan PPL-KKN Mahasiswa STPI angkatan XX tahun ini salah satu lokasinya di Drono, Klaten. Selain manjadi DPL, Andi Purnawan Putra merangkap menjadi pelatih dalam kegiatan tersebut sesuai kopetensinya sebagai pengurus Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas Kota Yogyakarta) dan sebagai dosen mata kuliah seni rupa dan kerajinan batik. Dengan ketrampilannya mencontohkan proses pembuatan bubur ketan, menyiapkan ekstrak warna alam dan fixasinya hingga proses pembatikan sampai pelorodan.

Harapannya dengan kegiatan workshop batik simbut ini dapat memberikan pada 4 aspek positif, yakni; pengenalan dan pelestarian budaya, melatih motoric skill, mengembangkan kreativitas dan mengelola kesabaran sekaligus ketekunan. Semua peserta turut berkarya, bahagia dan bergembira mendapatkan pengalaman yang nantinya dapat diterapkan pada anak didiknya. Semoga kegiatan ini mampu menebar bermanfaat… Amien. (AP)

Bagikan:

[addtoany]

Related Post